Ibadah haji dan umroh tidak bisa dilepaskan dari tawaf. Tawaf adalah salah satu bentuk dari ibadah haji dan umroh, hal inilah yang membuat edukasi jamaah mengenal asal usul tawaf dan sejarahnya menjadi penting.
Jamaah memang hanya dianjurkan untuk memahami tata caranya. Hanya saja, ada kesan berbeda ketika setiap jamaah memiliki wawasan tentang tawaf yang lebih luas.
Asal Usul Tawaf dan Sejarahnya
Makna dari tawaf adalah berputar mengelilingi Kakbah yang dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga setelah tujuh putaran dengan menjadikan bagian kanan tubuhnya menghadap ke Kakbah.
Melansir pada buku Ensiklopedia Fikih Indonesia mengutip dari detikcom: Haji & Umroh oleh Ahmad Sarwat, Lc., M.A., Pada masa lalu, orang-orang Arab jahiliyah mengerjakan tawaf dengan tata cara yang berbeda dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mereka melakukan tawaf di sekeliling Kakbah pada malam hari, bertelanjang tanpa busana, bertepuk-tepuk, dan bersiul-siul.
Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 35 yang berbunyi:
وَمَا كَانَ صَلَاتُهُمْ عِندَ ٱلْبَيْتِ إِلَّا مُكَآءً وَتَصْدِيَةً ۚ فَذُوقُوا۟ ٱلْعَذَابَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ
Artinya: “Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Al-Anfal: 35)
Melansir pada buku Sejarah Ibadah oleh Syahruddin El Fikri, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an, setelah pembangunan Kakbah, Nabi Adam As diperintahkan untuk melaksanakan tawaf mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali putaran. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh para malaikat Allah. Di dunia, mereka mengelilingi Baitullah dan di sisi Allah SWT mereka mengelilingi Bayt al-Ma’mur.
Baca Juga : Kenapa Setelah Haji atau Umroh Diwajibkan Potong atau Cukur Rambut?
Hal serupa juga diikuti oleh para nabi-nabi setelah Adam As. Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa an-Nihayah menyebutkan dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah bahwa Ibnu Abbas ra berkata,
“Ketika Nabi SAW sedang lewat di lembah Usfan pada waktu berhaji, beliau berkata, “Wahai Abu Bakar, lembah apakah ini?” Kemudian, Abu Bakar menjawab, “Lembah Usfan.” Nabi bersabda, “Hud dan Saleh as pernah melewati tempat ini dengan mengendarai unta-unta muda yang tali kekangnya dari anyaman serabut. Sarung mereka adalah jubah dan baju-baju mereka adalah pakaian bergaris. Mereka mengucapkan talbiyah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.”
Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail As. Ketika mereka telah usai dalam pembangunan Kakbah, keduanya melakukan tawaf sebagai penghormatan pada Baitullah. Demikian pula yang dilakukan oleh nabi-nabi lainnya yang melakukan hal serupa.
Gerakan mengelilingi Kakbah mengacu pada gerakan perputaran benda-benda langit yang bergerak pada porosnya. Hal tersebut memberikan makna berupa bentuk kepatuhan benda-benda langit kepada hukum Allah yang mengatur seluruh jagat alam.
Apa Makna Tawaf?
Selain menjadi rukun, asal usul tawaf memberikan makna yang mendalam. Makna tawaf berkaitan erat dengan peristiwa penciptaan Nabi Adam As. Allah SWT menciptakan Nabi Adam menjadikannya sebagai khalifah di muka bumi namun menimbulkan tanda tanya dan keraguan para malaikat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 30-32 yang artinya,
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berkata kepada Malaikat, “sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang berbuat kerusakan dan melakukan pertumpahan darah? Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu. Allah berkata, sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (ayat 30)
“Dan telah diajarkan-Nya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat. Lalu Allah berfirman, beritakanlah kepadaKu nama-nama itu semua jika kamu adalah makhluk yang benar.” (ayat 31)
“Mereka menjawab, Maha Suci Engkau tidak ada pengetahuan bagi kami kecuali yang Engkau ajarkan pada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.” (ayat 32)
Ayat di atas menjadi dasar adanya kisah tawaf. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa Malaikat merasa bersalah telah berani meragukan keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itu, untuk menebus rasa bersalahnya Malaikat melakukan berbagai tindakan untuk memohon ampunan.
Malaikat bersujud dan menangis kemudian melakukan tawaf dengan mengelilingi ‘Arsy Allah dalam waktu yang tidak sebentar. Setelah mendapatkan ampunan Allah, Allah pun membuatkan bait al-ma’mur di bawah ‘Arsy. Malaikat merupakan mahluk Allah yang paling taat. Meskipun telah diberi ampunan, mereka terus berputar mengelilingi Bait al-ma’mur, disinilah letak makna dari disyariatkannya tawaf menjadi satu rukun dalam rangkaian ibadah haji dan umroh.
Jenis-Jenis Tawaf
1. Tawaf Ifadhah
Tawaf satu ini merupakan rukun haji yang jika tidak dilaksanakan bisa berakibat membatalkan haji. Selain mengetahui syarat ibadah haji, jamaah sepatutnya juga diberikan pengertian akan hal ini.
Untuk pelaksanaan tawaf ifadhah utamanya pada tanggal 10 Dzulhijjah setelah melempar jumrah aqabah dan tahallul. Namun bisa juga melakukannya setelah lewat malam tanggal tersebut, terbitnya fajar atau sesudah terbitnya matahari. Sebaiknya melakukannya tidak melewati hari tasyriq.
2. Tawaf Qudum
Sementara tawaf satu ini lebih familiar sebagai tawaf kedatangan. Yakni tawaf yang dilakukan oleh pelaksana haji ifrad dan haji qarin saat memasuki Makkah, sebelum melaksanakan wukuf. Dan bagi pelaksana haji tamattu’, tawaf ini masuk dalam tawaf umroh. Jika tidak melaksanakan, seseorang harus membayar dam sebagai sanksi.
3. Tawaf Wada’
Tawaf satu ini lebih familiar dikenal sebagai tawaf perpisahan. Dimana pelaksanaannya dilakukan ketika jamaah haji hendak meninggalkan Makkah. Dan sebagian besar ulama menyatakan hukum melakukannya adalah wajib.
Itulah beberapa jenis tawaf yang umum diketahui dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Selain ketiga jenis di atas, masih ada lagi jenis tawaf yang lain yakni tawaf nadzar hingga tawaf sunnah.
Wujudkan impian ke Tanah Suci bersama treetan.com
Di era digital saat ini, penyelenggara umroh perlu memberikan layanan terbaik dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan demikian tidak sekedar informasi yang bisa di akses dengan mudah, kebijakan dan berbagai hal lainnya dapat dinikmati jamaah hanya dari handphone mereka.
Treetan.com memberikan solusi bagi anda. Beragam pilihan tavel umroh dan banyak pilihan paket umroh dapat anda temukan di treetan. Selain itu, anda juga dengan mudah mendapatkan informasi waktu perjalanan, harga paket, akomdasi hanya melalui aplikasi treetan.com.