Shafa dan Marwah merupakan bukit besejarah sekaligus tempat suci bagi umat Islam. Dua bukit di Mekkah ini adalah tempat jamaah haji dan umroh melaksanakan ibadah Sa’i. Sejarah bukit shafa dan Markah penting diketahui oleh jamaah agar ibadah anda lebih khusu’.
Sejarah Bukit Shafa dan Marwah Jadi Tempat Sa’i
Mungkin anda bertanya, bagaimana awal mula kedua bukit ini menjadi tempat untu sa’i?. Shafa dan marwah erat kaitannya dengan kisah perjuangan Siti Hajar dan Putranya Ismail setelah ditinggalkan oleh Nabi Ibramim di Makkah, sebuah lembah tandus yang tidak berpenghuni.
Peristiwa ini merupakan pengorbanan besar Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah untuk membawa istri dan anaknya yang masih menyusu, dan meninggalkannya di tengah kesulitan.
Pada Saat itu, Mekkah tidak dihuni oleh manusia, wilayah tandus tidak ada matar air. Nabi Ibrahim meninggal keluarganya dengan hanya berbekal tempat makanan yang berisi kurma dan gentong berisi air.
Perjuangan siti Hajar
Saat nabi Ibrahim hendak pergi, Ibu Ismail bertanya, “Hai Ibrahim, hendak ke mana engkau meninggalkan kami di lembah yang tiada teman atau apapun?”. Pertanyaan itu dikatakan berkali-kali. Namun, Ibrahim bergeming, memandang Siti Hajar pun tidak (cuek).
“Apakah Allah telah menyuruhmu berbuat demikian?” Siti Hajar bertanya.
“Benar,” Jawab Ibrahim.
“Jika demikian, maka Allah tidak akan menelantarkan kami,” ujar Siti Hajar.
Kemudian, Siti Hajar pun kembali ke tempat semula dan Ibrahim melanjutkan langkahnya dan menghadapkan wajahnya ke Baitullah seraya mengangkat kedua tangannya sambil berdoa,
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak memiliki pepohonan, yaitu di sisi Rumah-Mu yang suci. Mudah-mudahan mereka berterima kasih.”
Sumber Air Zamzam
Setelah ditinggalkan berdua di gurun yang tandus. Air susu Siti Hajar telah mengering dan tempat persediaan air sudah kosong. Kedunya pun kehausan. Putraya berguling-guling hingga ibunya tidak tega melihat anaknya yang demikian.
Lalu Siti Hajar beranjak ke bukit terdekat yaitu Shafa dan berdiri di puncaknya sambil mengarahkan pandangannya ke lembah dengan harapan melihat seseorang. Namun , dia tidak melihat seorangpun. Kemudian, ia berlari ke bukit Marwah yang jaraknya antara kedua bukit sekitar 400 meter dengan harapan mendapatkan air sebagai penawar haus. Setalah 7 kali bolak-balik Bukit Shafa dan Marwah, Siti Hajar mendapati air mengalir dekat kaki Ismail.
Air tersebut adalah air zam-zam sebagai sumber mata air pertolongan dari Allah SWT yang keberadaannya tidak pernah kering sampai sekarang.
Baca Juga : Apa Itu Haji Furoda dan Plus, Bagaimana Cara Daftarnya?
Perintah Allah Jemaah Haji dan Umrah Wajib Melaksanakan Sa’i
Perintah Allah SWT yang dijelaskan dalam surat Al Quran:
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Innas-safaa wal-marwata min sya’aa ‘irillaah, fa man ḥajjal-baita awi’tamara fa laa junaaḥa ‘alaihi ay yaṭṭawwafa bihimaa, wa man taṭawwa’a khairan fa innallaaha syaakirun ‘aliim.
“Sesungguhnya, Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke baitullah atau umroh, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Barang siapa yang mengerjakan suatu kebijakan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (QS Al Baqarah ayat 158)
Kewajiban Ibadah Sa’i di Bukit Shafa dan Marwah
Berdasarkan beberapa catatan sejarah, kedua bukit yang teletak di dalam Masjidil Haram Makkah itu, dulunya memang gersang dan tandus.
Setelah peristiwa munculnya air zam-zam, kawasan tersebut berubah menjadi subur bahkan banyak dihuni Kabilah Arab.
Selain itu, kawasan Mekkah juga semakin berkembang sampai akhirnya banyak dikunjungi umat Muslim untuk umroh dan berhaji.
Berawal dari perjuangan Siti Hajar yang mencari air sambil berlari-lari di antara dua bukit, maka ritual sa’i pun disyariatkan untuk dilakukan dalam rangkaian umroh dan haji.
Sa’i juga masuk ke dalam rukun haji dan ibadah ini wajib dilakukan saat menjalani umroh atau haji, sebagaimana perintah sa’i dalam Al Quran seperti berikut.
ما أتمَّ اللهُ حَجَّ امرئٍ ولا عُمْرَتَه، لم يَطُفْ بين الصَّفا والمروةِ
Artinya: “Allah tidak akan menerima haji atau umroh seseorang yang tidak melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.” (HR. Bukhari)
Pelaksanaan sa’i ini mengingatkan manusia untuk selalu berusaha, sebagaimana kisah Siti Hajar yang sangat yakin mendapat pertolongan Allah SWT saat menghadapi segala situasi sulit sekalipun.
Demikian sejarah bukit Shafa dan Marwah yang menjadi kewajiban melaksanakn Sa’i bagi jemaah haji dan umroh.