Ihram memiliki makna mendalam bagi umat Islam. Kata ini bukanlah semata-mata tentang mengenakan pakaian khusus atau mengucapkan kalimat talbiyah, tetapi juga sebuah perjalanan spritual yang mengantarkan jemaah pada kesucian dan kesederhanaan. Untuk itu perlu memahami istilah ihram dalam ibadah haji dan umroh.
Mengenal Sejarah Pakain Ihram Dalam Ibadah Haji dan Umroh
Dalam hadis-hadis yang melintasi zaman dan generasi telah memberikan pencerahan mengenasi esensi dari ihram. Salah satunya adalah ketika malaikat Jibril, utusan Allah, mengajarkan Nabi Ibrahim AS tentang tata cara berihram sebelum melaksanakan ibadah haji. Ini menegaskan bahwa ihram bukanlah sesuatu yang dipraktikkan secara sembrono, tetapi telah diajarkan dan diwariskan oleh para nabi kepada umatnya sebagai bagian dari ritual ibadah yang sakral.
Dalam tradisi Islam, Nabi Adam AS juga memiliki peran penting dalam pengetahuan ihram. Setelah bertaubat dari dosa, malaikat Jibril mengajarkan padanya tentang pentingnya ihram dan talbiyah sebelum melakukan amalan haji.
Ini menunjukkan bahwa kesucian dan pengampunan merupakan prasyarat untuk memasuki keadaan ihram, yang mengingatkan kita akan pentingnya membersihkan hati dan jiwa sebelum memulai perjalanan spiritual.
Baca Juga : Tempat Mustajab di Makkah Dianjurkan Untuk Berdoa
Makna Kesucian Pakaian Ihram
Kain ihram bukanlah sekedar pakaian, melainkan simbol yang mengingatkan jamaah haji dan umroh akan sifat kesederhanaan, kesucian, dan kesatuan dalam beribadah kepada Allah SWT.
Kain ihram yang dikenakan oleh para jamaah haji dan umrah, terlepas dari status sosial atau kakayaan, mengingatkan kita akan kesatuan dalam beribadah, semua jemaah mengenaiakan pakaian yang sama yang menghapus perbedaan dan memperkuat persatuan dalam ibadah.
Mengenakan pakaian ihram menjadi simbol dari komitmen untuk meninggalkan kesibukan dunia dan fokus sepenuhnya untuk beribadah kepada Allah SWT. Ini mencerminkan prinsip kesederhanaan dan ketulusan dalam menjalani ibadah, serta mengingatkan kita bahwa kebersihan fisik dan spiritual sama-sama penting dalam mencapai tujuan ibadah.
Hal ini mengingatkan kita bahwa ibadah tidak hanya tentang melakukan serangkaian tindakan fisik, tetapi juga tentang mempersiapkan hati dan jiwa untuk menerima rahmat dan pengampunan dari Allah SWT. Ihram menjadi gerbang yang membawa kita menuju kesucian dan keberkahan, di mana kita melepaskan diri dari beban-beban dunia dan bersiap untuk menghadap Sang Khalik dengan jiwa yang suci dan tulus.
Niat Ihram Haji
Setiap Muslim yang melaksanakan haji dan umrah diwajibkan untuk melakukan ihram, karena ia termasuk dalam rukun pelaksanaanya.
Imam an-Nawawi dalam Kitab al-Adzkar menjelaskan bahwa ketika akan melakukan ihram hendaknya mandi, berwudhu, dan mengenakan pakaian ihram. Kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan salat dua rakaat, dimana pada rakaat pertama setelah membaca surah al-Fatihah membaca surah al-Kafirun, dan rakaat kedua membaca al-Ikhlas, kemudian disunnahkan untuk berdoa.
Bacaan Niat Ihram
نويْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمْتُ بِهِ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ.
Arab latin: Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillaahi ‘Azza Wajalla, labbaik allahumma labbaik
Artinya: “Aku berniat haji dan ihram hanya karena mengharap ridha Allah, aku menyambut panggilan-Mu ya Allah, aku menyambut panggilan-Mu.”
Dalam hal ini yang wajib adalah niat di dalam hati, sementara niat dengan ucapan lisan hukumnya sunnah. Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa niat di dalam hati saja sudah sah hajinya, akan tetapi jika hanya niat dengan ucapan lisan saja maka hukumnya tidak sah.
Apabila melaksanakan ihram untuk orang lain, maka dapat membaca niat:
نَوَيْتُ الْحَجَّ وَأَحْرَمُتُ بِهِ لِلَّهِ تَعَالَى عَنْ فَلَانٍ، لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عَنْ فَلَانٍ
Arab latin: Nawaitul hajja wa ahramtu bihi lillaahi ta’ala ‘an fulan labbaikal laahumma ‘an fulaan
Artinya: “Aku niat melaksanakan hap dan ihram hanya karena mengharap ridha Allah SWT, mewakili fulan aku menyambut panggilan-Mu ya Allah, dari ibadah fulan.”