Wukuf di Arafah merupakan momen yang paling sakral dalam ibadah haji yang sangat dinantikan oleh seluruh jemaah. Mereka (jamaah) berkumpul, bermunajat, dan memperbanyak doa sebagai puncak dari seluruh rangkaian manasik di Arafah. Namun bagi jemaah perempuan perhatikan 5 hal ini jelang wukuf agar ibadah tetap sah dan terasa nyaman.
Untuk Jemaah Perempuan perhatikan Lima Hal Ini Jelang Wukuf
Ini sangat penting diperhatikan bagi jemaah perempuan menjelang wukuf diantara ialah :
Baca Juga : Memahami Istilah Ihram Dalam Ibadah Haji
Haid Bukanlah Halangan Untuk Wukuf
Tidak sedikit jamaah perempuan yang bertanya soal ini, apakah haid membuat mereka tak bisa ikut wukuf. Maka jawabannya adalah tidak. Hal ini disampaikan oleh Mustasyar Diny yang tergabung dalam PPIH Arab Saudi, Badriyah Fayumi.
“Perempuan yang sedang haid tetap bisa melaksanakan wukuf. Yang tidak bisa dilakukan hanya tawaf, itu pun bisa dilakukan setelah suci,’ terang Badriyah dalam keterangannya, Sabtu, 24/05/2025.
Ia menegaskan, jika haid datang saat baru tiba di Makkah dan waktu sudah mendekati wukuf, jamaah bisa mengubah niat haji dari tamattu’ menjadi qiran. Dengan demikian, mereka tetap bisa ikut wukuf tanpa harus tergesa-gesa menyelesaikan umroh lebih dulu.
“Niat haji qiran, ikuti wukuf, lalu lanjutkan rangkaian ibadah. Umrah bisa dilakukan setelah suci,” jelasnya.
Antisipasi Dengan Pembalut Atau Pampers
Biasanya, selama wukuf antrian di toilet sangat panjang. Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Ia menyarankan jamaah perempuan mengenakan pemablut atau pampers.
“Ini bukan soal kenyamanan semata, tapi juga menjaga kesucian pakaian ihram. Setelah ada kesempatan, barulah bersuci dan mengganti,” ujarnya.
Siapkan Masker dan Aurat Saat Ihram
Secara fikih, perempuan tidak diperkenankan menutup wajah dan telapak tangan saat ihram. Namun dalam kondisi tertentu seperti cuaca ekstrem atau risiko penularan penyakit ISPA, penggunaan masker diperbolehkan.
“Kalau demi menjaga kesehatan, itu tidak mengapa. Tapi kalau ingin lebih berhati-hati, bisa membayar fidyah dengan puasa tiga hari atau sedekah kepada enam fakir miskin,” ujarnya.
Adapun membuka jilbab di hadapan sesama perempuan saat ihram tidak termasuk pelanggaran. Namun tetap disarankan menjaga aurat selama ihram sebagai bentuk kehati-hatian dalam beribadah.
Hemat Tenaga, Gandakan Ibadah
Menjelang Armuzna, banyak aktivitas fisik menanti. Oleh karena itu, jemaah, khususnya perempuan, dianjurkan menyimpan tenaga.
“Kita masih punya waktu dua pekan menuju Armuzna. Gunakan waktu ini untuk ibadah yang ringan tapi berpahala besar, seperti zikir, tadarus, sedekah, doa, sabar, dan pengendalian diri,” pesan Badriyah.
Hindari Perdebatan, Perkuat Keikhlasan
Tak jarang, perbedaan pendapat fikih menjadi bahan perdebatan di kalangan jemaah. Badriyah mengimbau agar hal ini dihindari.
“Pilihlah pendapat yang paling menenangkan hati. Jangan habiskan waktu untuk memperdebatkan hal yang tidak perlu. Fokuslah pada niat dan keikhlasan,” tuturnya.
Jadikan wukuf sebagai titik balik spiritual
Ketika kita lelah berjalan menuju Jamarat, niatkan sebagai langkah menuju Allah. Ketika kita melepaskan kenyamanan saat ihram, niatkan sebagai tanda cinta kepada-Nya. Semoga semua pengorbanan ini mengantarkan kita menjadi haji yang mabrur.