Bangunan berbentuk kubus berkiswah hitam yang terdapat pada sebuah masjid bernama Masjidil Haram di Makkah menjadi kiblatnya umat Islam. Bangunan bernama Ka’bah ini begitu istimewa karena bisa menyedot puluhan juta umat Islam dari berbagai negara. Lantas mengapa Ka’bah dan Masjidil Haram begitu istimewa?.
Keistimewaan Ka’bah Dalam Al-Quran
Al-Quran yang merupakan kalam Allah memberikan sejumlah penjelasan akan keistimewan bangunanan bernama Kabah. Pertama, bangunan berbentuk kubus itu adalah tempat ibadah pertama yang dibangun sebagaimana surat Ali Imran (96);
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِى بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَٰلَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”
Al-Mahalli dan As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalayn menjelaskan bahwa Ka’bah adalah tempat ibadah pertama yang dibangun di bumi. Mereka juga mengutip hadis sahih yang menyatakan bahwa Masjidil Haram, yang memuat Ka’bah, dibangun oleh malaikat sebelum Nabi Adam diciptakan, dan setelah itu dibangun Masjidil Aqsa 40 tahun kemudian.
Kedua, masih merujuk pada surah Ali Imran ayat 96 di atas, Ka’bah berada di kota Makkah yang diberkahi (bibakkata mubaarakan). Kota ini sejak awal diberikan banyak rahmah dan berkah oleh Allah SWT dan banyak disebut oleh Al-Quran sebagai al-baladil amin. Di kota Madinah, tempat lahirnya Rasulullah SAW, para nabi hidup turun-temurun. Bahkan, Nabi Ibrahim AS mendoakan keberkahan kota ini, seperti yang tertulis dalam Surah Ibrahim ayat 37. Madinah menjadi pusat sejarah spiritual umat Islam yang penuh berkah.
Disucikan dan Dimuliakan Oleh Allah
Yang ketiga, Kabah disucikan dan dimuliakan Allah. Penjelasan ini bisa ditemukan dalam surah Al-Maidah 97:
جَعَلَ ٱللَّهُ ٱلْكَعْبَةَ ٱلْبَيْتَ ٱلْحَرَامَ قِيَٰمًا لِّلنَّاسِ وَٱلشَّهْرَ ٱلْحَرَامَ وَٱلْهَدْىَ وَٱلْقَلَٰٓئِدَ ۚ
“Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, had-ya, qalaid”
Dalam Tafsir Al-Wajiz, Wahbah Zuhayli menjelaskan bahwa ibadah ke Ka’bah dengan ikhlas dapat menghapuskan dosa-dosa. Mengenai hadyu dan qalaid yang disebutkan dalam Surah, Zuhayli mengartikan keduanya sebagai bentuk pengorbanan dan persembahan yang paling mulia di sisi Allah.
Keempat, Ka’bah dijadikan Allah sebagai pusat baik untuk urusan ibadah maupun urusan duniawi. Sebagai pusat ibadah Ka’bah bisa kita saksikan bahwa ia adalah kiblat ibadah, salat maupun haji, bahkan dari zaman ke zaman. Mengenai hal tersebut, Syaikh An-Nawawi Banten dalam Tafsir Munir menjelaskan bahwa semua nabi telah melakukan sujud dengan menghadap Ka’bah sebagai kiblat. Fenomena haji yang tak pernah sepi dan Masjidil Haram yang selalu ramai peziarah menjadi bukti bahwa Ka’bah adalah pusat magnet, baik untuk urusan ibadah maupun duniawi, seperti yang dijelaskan dalam ayat tersebut.
Memiliki Nama-nama mulia
Begitu mulia dan istimewanya Kakbah sehingga ia dijadikan kiblat dari zaman ke zaman, pusat spiritual umat Muslim seluruh dunia seperti shalat, haji, dan thawaf.
Kakbah memiliki nama-nama lain yang memuliakannya, seperti Al Bait (Rumah), Baitullah (Rumah Allah SWT), Al-Baital-Haram (Rumah Suci), Al-Baital-Atiq (Rumah Pustaka), dan Qiblat.
Baca Juga : Menunda Berangkat Haji Padahal Mampu, Bagaimana Hukumnya?
Posisi Kakbah di Atas Titik Sentral Bumi
Dr. Husein Kamaluddin mengamati bahwa Kota Makkah terletak di puncak jantung dunia, yang melintasi tepian benua. Penemuan ini diperoleh saat Dr. Husein Kamaluddin menggunakan komputer untuk menentukan arah kiblat yang akurat dari berbagai kota utama di dunia.
Dr Husein menumukan bahwa wilayah di sekitar Makkah dibagi secara rapi dan teratur. Kota ni dianggap sebagai pusat bumi sehingga menjadi salah satu sebab pengalihan kiblat dari Baitullah Maqdis ke Makkah.
Seorang ilmuan bernama Arnold Keysrling mengatakan, garis bujur kota Makkah seharusnya menjadi garis penentuan waktu internasional sebagai ganti Greenwich. Dalam setahun, dua kali matahari berada tepat secara vertikal di atas Kakbah. Saat itu, bayangan segala sesuatu mengarahkan ke arah kiblat. Keajaiban ini sebenarnya tersirat dalam Al-Quran yang artinya:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan diberi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran [3]: 96-97).